Kamis, 25 Agustus 2011

khutbah hari raya idul fitri 1432 H

KEBENARAN PASTI MENANG

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَرْسَلَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْراً وَنَذِيْراً بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ مَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ رَشَدَ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَإِنَّهُ لاَ يَضُرُّ إَلاَّ نَفْسَهُ وَلاَ يَضُرُّ اللهَ شَيْئاً .

( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ )

( يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا )

( يأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا )

أَمَّا بَعْدُ ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ .

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La Ilaha Illallah Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahi al-Hamdu.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Lantunan takbir, tahlil dan tahmid kembali bergempita di pagi hari bahagia ini. Pertanda kemenangan dan sukacita setelah menyelesaikan ibadah puasa beserta ibadah lainnya di bulan Ramadhan. Sekalipun di lubuk hati masih tersisa kesedihan berpisah dengan bulan suci Ramadhan yang penuh berkah, namun kesempurnaan ibadah di bulan Ramadhan patut dirayakan pada hari ini sebagaimana perintah Allah I

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ [البقرة : 185]

“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” QS. al-Baqarah (02):185.

Kesempurnaan ibadah pada bulan Ramadhan lalu juga diiringi dengan harapan yang penuh kepada Allah Rabb al-‘Izzah agar berkenan menerima segala yang telah dipersembahkan untuk-Nya berupa ibadah puasa, shalat tarawih, bacaan Alquran, zakat dan sedekah serta ibadah lainnya. Hanya pada-Nya tempat memohon dan segala harapan dipanjatkan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahi al-Hamdu

Kaum Muslimin yang Berbahagia,

Bulan suci Ramadhan yang baru saja berlalu ini memberikan pelajaran-pelajaran berharga bagi kita semua, kaum muslimin. Di antaranya adalah sikap optimisme menghadapi permasalahan-permasalahan bangsa, bersama keyakinan yang kuat bahwa segala ketidakbenaran yang saat ini masih dominan pasti akan tersisih. Ibadah puasa dan shalat tarawih mendidik kita untuk bersabar menghadapi beratnya cobaan yang akan berujung pada kemenangan dan kebahagiaan.

Sepanjang tahun ini, kita disuguhi peristiwa-peristiwa yang memilukan hati khususnya sebagai anak bangsa. Kasus-kasus mega korupsi tidak pernah berhenti, bahkan mengguncang institusi-institusi penting di negara ini, sehingga menimbulkan kerusakan tatanan sosial bermasyarakat dan berbangsa. Sebutlah sebagai contoh, kasus Bank Century, kasus mafia pajak, kasus penggelapan dana nasabah salah satu bank swasta, hingga yang terbaru gonjang-ganjing kasus Nazaruddin dan mafia anggaran. Kecurangan dan manipulasi juga ikut menghiasi peristiwa yang disuguhkan, mulai yang terjadi di dunia politik, seperti pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi, hingga yang terjadi di dunia pendidikan, seperti nyontek massal pada saat Ujian Nasional (UN). Kebenaran dan kebatilan yang dibolak-balik juga terjadi di bidang keagamaan, kerusuhan Cikeusik yang melibatkan jemaah Ahmadiyah dan masyarakat setempat digambarkan sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Pembelaan terhadap ajaran Islam yang dinodai oleh pemahaman menyimpang seperti yang dilakukan Ahmadiyah dan Syiah justru dianggap sebagai kekeliruan karena bertentangan dengan kebebasan beragama.

Peristiwa-peristiwa ini membuat sebagian masyarakat merasa pesimis menghadapi masa depan bangsa. Bayangan buram dari kondisi ini memunculkan rasa takut terhadap kemandirian negara, generasi pengusung kebenaran sekalipun bertambah namun tidak sebanding dengan derasnya arus kemungkaran. Kondisi politik yang dipenuhi intrik tidak baik dan fenomena partai politik yang saling memasung antara satu dengan yang lain, penegakan hukum yang tidak tegas dan terkesan tebang pilih, keadaan sosial dan kesejahteraan masyarakat yang mengalami ketimpangan, tak pelak menjadikan sebagian tokoh negeri ini khawatir akan nasib anak bangsa yang seakan-akan tetap didominasi oleh ketidak adilan dan ketidak jujuran.

Tetapi apapun yang terjadi, sifat pesimis dan ketakutan tidak boleh menenggelamkan rasa percaya dan optimisme kita semua akan tegaknya kebenaran atau membenamkan rasa yakin kita akan datangnya janji Allah I. Tegaknya nilai-nilai kejayaan dan kejujuran adalah suatu keniscayaan, kebenaran pasti akan datang dengan segala cahayanya sekuat apapun pengusung kebatilan menyembunyikannya. Optimisme adalah sifat orang beriman, kekuatan husnu zhan (prasangka baik) kepada Allah I menjadi pondasi buat membangun kepercayaan diri agar berbuat yang terbaik dan menyingkirkan bayang-bayang kemunduran.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahi al-Hamdu

Kaum Muslimin yang Berbahagia,

Sifat optimis akan tegaknya kebenaran diajarkan oleh Alquran dan sunnah Rasulullah e. Di antaranya adalah firman Allah I:

يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ [الصف : 8]

“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahayaNya meskipun orang-orang kafir benci.” QS. al-Shaf (61):8

Derasnya upaya pengusung kebatilan buat memadamkan cahaya kebenaran tidak akan membuahkan hasil sedikitpun kecuali hanya pada sementara waktu. Kebenaran nampak redup ibarat lilin tertiup angin malam, terbawa ke kiri dan kanan hingga akhirnya kembali ke posisi tegaknya dengan lebih kokoh. Kesempurnaan cahaya kebenaran tidak akan terhalangi oleh kabut kegelapan seberapapun tebalnya. Allah I menguatkan orang-orang beriman dengan ayat ini agar meyakini kemenangan kebenaran dalam pertarungannya melawan kebatilan.

Pada ayat lain, Allah I berfirman:

وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ [يوسف : 21]

“Dan Allah berkuasa terhadap urusanNya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” QS. Yusuf (12):21

Kebenaran datang dari Allah I dan Dia berjanji dalam ayat ini bahwa kebenaran pasti menang meskipun orang tidak meyakininya. Allah tidak pernah dan tidak mungkin mengingkari janjiNya. Suatu pelajaran optimisme yang kuat buat menghilangkan segala keraguan akan dominasi kebatilan atas kebenaran pada saat seperti sekarang ini.

Dalam hadis yang dikeluarkan oleh Imam al-Thabrani disebutkan kisah Rasulullah e pada saat menggali parit dalam peristiwa Perang Ahzab atau Perang Sekutu, menghadapi tekanan kuat kaum sekutu yang dipelopori oleh Suku Quraisy dan mengepung Kota Madinah. Di tengah penggalian parit yang akan menjadi penghalang kaum sekutu untuk masuk menerjang Kota Madinah, terdapat sebongkah batu karang yang besar menghalangi kelanjutan penggalian, hingga Rasulullah e turun tangan dan berusaha memecahkan batu itu. Pada pukulan pertama, terpancar percikan sinar yang tinggi dan terdengar Rasulullah e dengan suara keras berkata: “Allahu Akbar, demi Allah (aku melihat) istana-istana Bangsa Romawi.” Dilanjutkan dengan pukulan kedua, kembali terpancar percikan sinar dan Rasulullah e berteriak: “Allahu Akbar, demi Allah (aku melihat) istana-istana bangsa Persia.” Kaum Munafik menimpali: “Ia menjanjikan kita (penaklukan) Bangsa Romawi dan Bangsa Persia padahal kita sedang berupaya mempertahankan kota ini dengan parit ?”.

Rasulullah e menanamkan ke dalam dada para sahabat pada saat itu sifat optimisme di tengah kondisi yang mencekam mereka sebagai warga Kota Madinah dan terkepung oleh pasukan kaum sekutu. Berpandangan jauh melampaui kondisi kekinian dan obsesi yang tinggi melebihi angan-angan memberikan hembusan kuat ke dalam diri akan keyakinan tegaknya kebenaran hanya tinggal menunggu waktu.

Kebenaran pasti menang dan kebatilan akan tersisih seperti yang digambarkan oleh Allah I di dalam Alquran, terjemahnya:

“Allah telah menurunkan air hujan dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus akan membawa buih yang mengembang. Dan dari logam yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada pula buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan bagi yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu. akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya, adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.” QS. al-Ra’du (13):17

Kebenaran memiliki kekuatan perubahan, kuatnya budaya jahiliyah di zaman dahulu berhasil diluluh-lantakkan oleh dakwah tauhid yang menjadi pondasi terkuat gerakan kebenaran. Kebenaran membawa manfaat bagi umat manusia, maka kebenaran ini akan kekal sekekal bumi dan langit. Kebenaran adalah cahaya seterang mentari, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat meredupkannya. Kebenaran datang dari Allah I, maka jangan sekali-kali ragu atau khawatir terhadapnya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahi al-Hamdu

Kaum Muslimin yang Berbahagia,

Kebenaran akan tegak adalah suatu keniscayaan, namun dalam kehidupan dunia berlaku sunnatullah dan sunnatullah tidak mengalami perubahan. Segala yang diharapkan menang maka harus diperjuangkan, demikian pula dengan kebenaran ini, para pengusungnya mesti konsisten memperjuangkan nilai-nilainya. Sedikitnya ada dua sifat yang harus ada pada diri pengusung kebenaran, yaitu: kesungguhan dan kesabaran.

Kesungguhan (al-jiddiyah) berarti memahami esensi kebenaran, menegakkan dan memperjuangkannya dengan penuh keseriusan. Berbuat yang benar secara jujur meski mendapatkan rintangan atau menyampaikan nilai-nilai kebenaran sekuat-kuatnya sekalipun menemui tantangan dari orang banyak. Berlaku profesional (itqan) dalam memperjuangkan kebenaran dengan menjaga amanah dan menghindari sikap ceroboh atau menggampang-gampangkan urusan, juga menjadi bagian dari kesungguhan (al-jiddiyah) ini.

Kesabaran menjadi sifat selanjutnya yang mesti ada dalam diri pengusung kebenaran. Kesabaran berwujud pada konsistensi (istiqamah) mengamalkan kebenaran dan memperjuangkannya tanpa pernah mengenal kata putus atau mundur sekalipun cobaan mendera bertubi-tubi. Keteladanan para rasul utusan Allah I dan pengikut setia mereka (sahabat) dalam hal ini menjadi pelita. Beratnya cobaan, hingga dari orang terdekat sekalipun, tidak menyurutkan upaya setiap mereka menyampaikan risalah Ilahiyah ini dan menunjuki umatnya ke jalan yang diridhai Allah I. Nasihat Rasulullah e kepada para sahabat dalam berbuat kebenaran dan menyebarluaskannya adalah tidak tergesa-gesa. Bersabar dalam perjuangan menjadikan kebenaran sebagai warna dalam kehidupan masyarakat dan bersabar menunggu perubahan apabila upaya ke arah itu telah benar.

Kedua sifat ini, kesungguhan dan kesabaran juga menjadi buah dari internalisasi (penanaman) Islam dalam diri setiap pribadi. Pembinaan pribadi (tarbiyah) yang lurus, terarah dan konsisten adalah proses penanaman nilai yang mesti diperhatikan. Kecemerlangan generasi sahabat Rasulullah e pada zaman keemasan Islam merupakan contoh hasil pembinaan yang dilakukan oleh Rasulullah e secara konsisten. Generasi sahabat y berhasil menampilkan kebenaran yang integral dalam diri setiap mereka dan dengan konsistensi memperjuangkannya akhirnya kebenaran itu tegak dan dirasakan oleh masyarakat sebagai kesejahteraan.

Kondisi ini menjadi ajakan untuk mewarnai diri dan hidup kita dengan nilai-nilai kebenaran serta memperjuangkannya sepenuh hati secara terus menerus dan tanpa putus harapan. Optimisme diwujudkan dalam bentuk upaya yang berproses tanpa henti dan upaya itu dimulai dari diri kita masing-masing.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahi al-Hamdu

Ajakan kepada para pejuang kebenaran dan ulama Islam, kami mengajak untuk bersatu dan bersama menyampaikan agama Islam dengan hikmah. Pelayanan kepada masyarakat dengan mengenalkan agama Islam kepada mereka adalah bagian dari amanah ilmu syar’i yang kita emban. Allah I memerintahkan untuk menyampaikan ilmu ini kepada semua umat manusia dengan jujur dan tidak menutupinya. Kebutuhan umat manusia terhadap ulama Islam tetap tinggi, karena hanya Islam yang dapat memberi jawaban terhadap permasalahan-permasalahan hidup mereka, olehnya itu penyampaian ilmu Islam secara sempurna dan mudah dipahami oleh masyarakat menjadi suatu tuntutan. Kejujuran dalam mengemban amanah dakwah juga berarti tidak berfatwa tanpa ilmu atau menjawab pertanyaan dengan mengada-ada tanpa memastikan dalil pendukungnya dari Alquran dan sunnah Rasulullah e. Wahai para ulama Islam dan pejuang kebenaran, sikap bijak dalam melakukan dakwah dan menyebarkan ilmu Islam dengan pondasi keikhlasan insya Allah dapat mengangkat derajat umat Islam kepada kedudukan yang lebih bermartabat.

Seruan kepada penguasa, kami sebagai anak bangsa hanya menghendaki negara ini dikelola dengan penuh keadilan. Kebenaran dijunjung tinggi dan ditegakkan selurus-lurusnya, kebatilan diperangi dan tidak diberi tempat di tengah masyarakat. Keadilan ilahiyah yang merupakan tiang penegak kehidupan adalah jaminan kesejahteraan dan keamanan negeri. Keadilan ilahiyah ini telah pernah ditegakkan oleh pemerintah umat Islam pada zaman-zaman lampau, seperti yang dilakukan oleh ‘Umar bin ‘Abdul Azis dan Harun al-Rasyid hingga mampu memberikan kepada masyarakatnya tingkat kesejahteraan yang tinggi. Lembaran sejarah mengabadikan limpahan harta yang banyak pada zaman itu hingga tidak ada seorangpun yang mau menerima zakat dan sedekah, bahkan gudang penyimpanan bahan makanan milik negara tidak mampu menampung harta yang masuk. Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Azis memerintahkan untuk menyebarkan bahan makanan itu ke segenap penjuru negeri buat dikonsumsi oleh hewan dan burung-burung yang beterbangan, seraya berseru: “Agar bangsa lain dapat menilai, tidak ada seekor burungpun yang menderita kelaparan di negeri kaum muslimin”. Kemiskinan sangat kurang dan kesejahteraan meningkat sebagai buah dari tegaknya keadilan dan kuatnya akar keimanan di tengah masyarakat.

Nasihat kepada segenap orang tua, kami mengingatkan bahwa kebaikan dan keburukan bangsa ditentukan oleh kualitas generasi yang tumbuh di dalam rumah. Maka, jadilah orang tua yang membina anak-anaknya sebagai generasi yang saleh, mengenali Allah, Rasulullah dan agama Islam serta mencintainya dengan sepenuh hati. Peliharalah adab-adab Islam di dalam rumah tangga, segera menunaikan shalat begitu tiba waktunya, memakmurkan rumah tangga dengan bacaan Alquran dan tradisi menuntut ilmu, menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih muda. Rumah tangga adalah tempat pembinaan pertama setiap anak, maka mari menjadikan rumah tangga kita masing-masing sebagai madrasah unggulan.

Nasihat kepada kaum wanita, kemuliaan dan kehormatan seorang wanita ditentukan oleh iman dan rasa malu dalam dirinya. Agama Islam telah membimbing kaum wanita agar menjaga kemuliaannya dengan busana yang menutup aurat dan pergaulan yang sopan atas dasar rasa malu. Maka wahai kaum wanita muslimah, tutuplah aurat anda sekalian dengan jilbab dan pakaian muslimah, peliharalah rasa malu anda sekalian dengan iman dan pergaulan yang baik. Jagalah tuntunan agama Islam dalam setiap perkataan dan tingkah laku, janganlah mengumbar harga diri hingga mempermalukan orang tua, keluarga dan masyarakat. Tanamkan rasa bangga sebagai muslimah ke dalam hati dan berbuatlah yang terbaik buat umat Islam bukan seperti yang diinginkan oleh kaum feminis dengan seruan emansipasinya. Persamaan hak antara anda dan kaum lelaki di hadapan Allah adalah sebagai hamba yang diperintahkan beribadah, masing-masing sesuai kodrat dan fitrahnya. Wahai kaum wanita muslimah, jagalah shalat, banyaklah bersedekah dan hindarilah ghibah (menceritakan keburukan orang lain) serta mencela atau mengejek sesama.

Nasihat kepada segenap generasi muda Islam, masa muda adalah waktu terbaik buat menuntut ilmu dan berkarya untuk kegemilangan hari esok. Tuntutlah ilmu yang bermanfaat setinggi-tingginya dan berbuatlah yang terbaik bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga buat bangsa, negara dan umat Islam. Manfaatkanlah waktu sebaik-baiknya dengan beribadah kepada Allah I dan jangan disia-siakan dengan bersenda gurau tanpa manfaat atau dihabiskan dengan begadang malam di tempat-tempat maksiat.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahi al-Hamdu

Kaum Muslimin yang Berbahagia,

Menyambung ibadah dengan ibadah adalah suatu kemuliaan. Berpuasa di bulan suci Ramadhan telah berlalu, namun dianjurkan bagi setiap muslim untuk berpuasa di bulan Syawal ini sebanyak 6 hari. Sebagaimana sabda Rasulullah e:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالَ فَكَأَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ

“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, lalu berpuasa 6 hari pada bulan Syawal, maka seakan-akan ia telah berpuasa setahun lamanya”. HR. Muslim.

Pelaksanaannya dapat dilakukan berturut-turut atau berpisah-pisah. Bagi yang memiliki utang puasa Ramadhan, maka sebaiknya ia mengganti terlebih dahulu puasa itu, lalu berpuasa 6 hari bulan Syawal, kecuali jika waktu untuk berpuasa tidak mencukupi semuanya, maka dibolehkan berpuasa Syawal dan mengganti utang puasa Ramadhan pada bulan-bulan berikutnya.

Akhirnya, di hari yang mulia ini, marilah kita sekali lagi memuji dan bersyukur kepada Allah seraya menundukkan hati, pandangan dan wajah kita, berdo’a dan bermunajat kepada Allah I

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على رسوله الأمين و على آله وصحبه والتابعين،

اللَّهُمَّ إِنَّا نَحْمَدُكَ بِأَنَّكَ أَهْلٌ أَنْ تُحْمَد وَنَشْكُرُكَ بِأَنَّكَ أَهْلٌ أَنْ تُشْكَر وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ فَإِنَّكَ أَنْتَ أَهْلُ الْمَجْدِ وَالثَّناَءِ ، رَبَّناَ ظَلَمْناَ أَنْفُسَناَ ظُلْماً كَثِيْراَ وَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْ لَناَ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْناَ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَحِيْم

Ya Allah, Engakulah Penguasa langit dan bumi, Penguasa dunia dan akhirat, kami datang kepadaMu di hari yang penuh berkah ini mengadukan beratnya dosa yang telah kami lakukan. Kami sadar bahwa nikmat pemberianMu belumlah dapat kami syukuri dengan sebenarnya, kami mengaku kesalahan kami lebih banyak dari kebaikan kami, namun kami yakin bahwa Engkau adalah Dzat Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih dan Penyayang, maka kami berharap kepada-Mu, Ya Allah ampunkanlah segala dosa dan kesalahan kami.

Ya Allah, Tuhan kami Yang Maha Melihat dan Maha Mendengar, hanya kepada-Mu kami adukan beratnya kondisi kami saat ini, bimbinglah kami agar selalu berjalan di jalan-Mu, mendapat kasih sayang-Mu, menggapai cinta dan ridha-Mu. Ya Allah, kami adalah makhluk dan hamba-Mu yang selalu bergantung kepada-Mu, butuh akan rahmat dan petunjuk-Mu, Ya Allah kasihilah kami, tunjukilah kami ke jalan yang lurus.

Ya Allah, kedua ayah ibu kami adalah orang yang pertama kali berjasa kepada kami, memperkenalkan kami kepada-Mu, merawat, mendidik dan membimbing kami dengan penuh kesabaran, tak jarang airmata mereka tumpah karena ulah kami, Ya Allah tak ada yang mampu kami berikan kepada mereka kecuali seuntai doa kepada-Mu untuk mengampunkan kekhilafan dan kesalahan mereka, melimpahkan kasih sayang dan rahmat kepada mereka, ampunkan mereka yang telah wafat, bimbing dan tunjukilah mereka yang masih bersama kami dan jadikanlah kami orang yang mampu berbakti kepada mereka sesuai tuntunan-Mu, Engkaulah Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan Doa.

Ya Allah, kami sadar bahwa mengatur hajat hidup orang banyak tidaklah mudah, butuh kekuatan dan kesabaran, terkadang harapan berbuat kebaikan tidaklah berbuah kebaikan di kenyataan, Ya Allah tunjukilah para pemimpin kami kepada jalan-Mu yang lurus, bimbinglah mereka agar senantiasa berbuat adil dengan syari’at-Mu, tuntunlah mereka agar lebih sayang kepada masyarakatnya dan berilah kami semua kesabaran melewati segala cobaan yang engkau timpakan kepada kami lewat mereka.

Ya Allah berkahilah negeri kami ini dan seluruh negeri kaum muslimin dengan ketaatan kepada-Mu, yang akan mengundang curahan rahmat-Mu. Lindungilah negeri kami ini dan seluruh negeri kaum muslimin dari busuknya dosa dan pengingkaran atas syari’at-Mu. Ya Allah janganlah Engkau timpakan azab atas kami karena kezaliman sebagian orang di antara kami. Berikankanlah pemimpin-pemimpin kami keyakinan dan kemampuan untuk menjalankan syari’at-Mu, yang dengannya mereka membimbing kami menuju keselamatan di dunia dan di akhirat.

Ya Allah berkahi dan tuntunlah para ustadz dan guru-guru kami yang tak kenal lelah mengajar dan membimbing kami menggapai ridha-Mu, sucikanlah hati mereka, lapangkanlah rezki mereka, hindarkanlah mereka dari setiap marabahaya dan lindungilah mereka dari tipu daya dan makar musuh-musuh-Mu.

Ya Allah, di sini di hari ini kami bergembira, hati kami dipenuhi rasa suka dan cita, namun sepenggal hati kami ini pula diselimuti duka dan kesedihan bila mengingat ada sebagian saudara kami di sana tak mampu seperti kami merayakan hari ini, mereka terusir dari tanah tempat tinggal mereka, terkekang oleh tirani jahat yang tak pernah rela akan agamaMu, terintimidasi oleh kekuatan zalim yang gemar keangkuhan dan kepongahan, atau terkungkung dalam kemiskinan dan kelaparan, di Irak, di Afghanistan, di Palestina dan di Somalia ! Ya Allah curahkanlah pertolongan-Mu pada kami dan saudara-saudara kami di Pelestina, Irak dan Afghanistan, yang berjuang dan mempertaruhkan nyawa demi keagungan tauhid-Mu, yang rela terpenjara di negerinya sendiri demi mempertahankan agama dan kehormatannya. Ya Allah bebaskanlah masjid al-Aqsha dari penjajahan musuh-musuhMu. Ya Allah turunkanlah rahmat dan berkah-Mu kepada saudara-saudara kami di Somalia, curahkanlah kasih sayang-Mu buat mereka dan cukupilah mereka dengan rezki dan karunia dari-Mu. Ya Allah, masukkanlah rasa gembira ke dalam hati saudara-saudara kami sebagaimana yang Engkau berikan kepada kami walaupun hanya setetes, sampaikanlah kepada mereka bahwa sukacita kami hari ini dikabungi duka nestapa mereka, Ya Allah hanya kepada-Mu kami adukan besarnya kezhaliman musuh-musuh-Mu atas saudara-saudara kami, balaslah mereka dengan balasan setimpal, hancurkanlah kekuatan mereka dan timpakanlah atas mereka apa yang telah mereka timpakan atas kami, Ya Allah Engkaulah satu-satunya Penolong dan Pelindung kami.

Ya Allah, Dzat Yang Maha Mengabulkan Doa, terima dan kabulkanlah segala amal ibadah kami di bulan Ramadhan lalu dan berikanlah kami kekuatan untuk mempertahankan amal ibadah tersebut di bulan ini dan bulan-bulan selanjutnya. Kabulkanlah doa kami ini Ya Allah, penuhilah permintaan kami ini, kamilah hamba-Mu yang lemah, harapan kami hanya kepadaMu, Engkau Maha Mendengar, Engkaulah Penguasa satu-satunya Yang Haq, Engkaulah sebaik-baik Pemberi yang diharap.

اللَّهُمَّ رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ ،

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ .



ಖುತ್ಬಃ ಹರಿ ರಾಯ ಇದುಲ್ ಫಿತ್ರಿ ೧೪೩೨ H


KEBENARAN PASTI MENANG

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَرْسَلَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْراً وَنَذِيْراً بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ مَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ رَشَدَ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَإِنَّهُ لاَ يَضُرُّ إَلاَّ نَفْسَهُ وَلاَ يَضُرُّ اللهَ شَيْئاً .

( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ )

( يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا )

( يأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا )

أَمَّا بَعْدُ ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ .

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La Ilaha Illallah Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahi al-Hamdu.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Lantunan takbir, tahlil dan tahmid kembali bergempita di pagi hari bahagia ini. Pertanda kemenangan dan sukacita setelah menyelesaikan ibadah puasa beserta ibadah lainnya di bulan Ramadhan. Sekalipun di lubuk hati masih tersisa kesedihan berpisah dengan bulan suci Ramadhan yang penuh berkah, namun kesempurnaan ibadah di bulan Ramadhan patut dirayakan pada hari ini sebagaimana perintah Allah I

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ [البقرة : 185]

“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” QS. al-Baqarah (02):185.

Kesempurnaan ibadah pada bulan Ramadhan lalu juga diiringi dengan harapan yang penuh kepada Allah Rabb al-‘Izzah agar berkenan menerima segala yang telah dipersembahkan untuk-Nya berupa ibadah puasa, shalat tarawih, bacaan Alquran, zakat dan sedekah serta ibadah lainnya. Hanya pada-Nya tempat memohon dan segala harapan dipanjatkan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahi al-Hamdu

Kaum Muslimin yang Berbahagia,

Bulan suci Ramadhan yang baru saja berlalu ini memberikan pelajaran-pelajaran berharga bagi kita semua, kaum muslimin. Di antaranya adalah sikap optimisme menghadapi permasalahan-permasalahan bangsa, bersama keyakinan yang kuat bahwa segala ketidakbenaran yang saat ini masih dominan pasti akan tersisih. Ibadah puasa dan shalat tarawih mendidik kita untuk bersabar menghadapi beratnya cobaan yang akan berujung pada kemenangan dan kebahagiaan.

Sepanjang tahun ini, kita disuguhi peristiwa-peristiwa yang memilukan hati khususnya sebagai anak bangsa. Kasus-kasus mega korupsi tidak pernah berhenti, bahkan mengguncang institusi-institusi penting di negara ini, sehingga menimbulkan kerusakan tatanan sosial bermasyarakat dan berbangsa. Sebutlah sebagai contoh, kasus Bank Century, kasus mafia pajak, kasus penggelapan dana nasabah salah satu bank swasta, hingga yang terbaru gonjang-ganjing kasus Nazaruddin dan mafia anggaran. Kecurangan dan manipulasi juga ikut menghiasi peristiwa yang disuguhkan, mulai yang terjadi di dunia politik, seperti pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi, hingga yang terjadi di dunia pendidikan, seperti nyontek massal pada saat Ujian Nasional (UN). Kebenaran dan kebatilan yang dibolak-balik juga terjadi di bidang keagamaan, kerusuhan Cikeusik yang melibatkan jemaah Ahmadiyah dan masyarakat setempat digambarkan sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Pembelaan terhadap ajaran Islam yang dinodai oleh pemahaman menyimpang seperti yang dilakukan Ahmadiyah dan Syiah justru dianggap sebagai kekeliruan karena bertentangan dengan kebebasan beragama.

Peristiwa-peristiwa ini membuat sebagian masyarakat merasa pesimis menghadapi masa depan bangsa. Bayangan buram dari kondisi ini memunculkan rasa takut terhadap kemandirian negara, generasi pengusung kebenaran sekalipun bertambah namun tidak sebanding dengan derasnya arus kemungkaran. Kondisi politik yang dipenuhi intrik tidak baik dan fenomena partai politik yang saling memasung antara satu dengan yang lain, penegakan hukum yang tidak tegas dan terkesan tebang pilih, keadaan sosial dan kesejahteraan masyarakat yang mengalami ketimpangan, tak pelak menjadikan sebagian tokoh negeri ini khawatir akan nasib anak bangsa yang seakan-akan tetap didominasi oleh ketidak adilan dan ketidak jujuran.

Tetapi apapun yang terjadi, sifat pesimis dan ketakutan tidak boleh menenggelamkan rasa percaya dan optimisme kita semua akan tegaknya kebenaran atau membenamkan rasa yakin kita akan datangnya janji Allah I. Tegaknya nilai-nilai kejayaan dan kejujuran adalah suatu keniscayaan, kebenaran pasti akan datang dengan segala cahayanya sekuat apapun pengusung kebatilan menyembunyikannya. Optimisme adalah sifat orang beriman, kekuatan husnu zhan (prasangka baik) kepada Allah I menjadi pondasi buat membangun kepercayaan diri agar berbuat yang terbaik dan menyingkirkan bayang-bayang kemunduran.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahi al-Hamdu

Kaum Muslimin yang Berbahagia,

Sifat optimis akan tegaknya kebenaran diajarkan oleh Alquran dan sunnah Rasulullah e. Di antaranya adalah firman Allah I:

يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ [الصف : 8]

“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahayaNya meskipun orang-orang kafir benci.” QS. al-Shaf (61):8

Derasnya upaya pengusung kebatilan buat memadamkan cahaya kebenaran tidak akan membuahkan hasil sedikitpun kecuali hanya pada sementara waktu. Kebenaran nampak redup ibarat lilin tertiup angin malam, terbawa ke kiri dan kanan hingga akhirnya kembali ke posisi tegaknya dengan lebih kokoh. Kesempurnaan cahaya kebenaran tidak akan terhalangi oleh kabut kegelapan seberapapun tebalnya. Allah I menguatkan orang-orang beriman dengan ayat ini agar meyakini kemenangan kebenaran dalam pertarungannya melawan kebatilan.

Pada ayat lain, Allah I berfirman:

وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ [يوسف : 21]

“Dan Allah berkuasa terhadap urusanNya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” QS. Yusuf (12):21

Kebenaran datang dari Allah I dan Dia berjanji dalam ayat ini bahwa kebenaran pasti menang meskipun orang tidak meyakininya. Allah tidak pernah dan tidak mungkin mengingkari janjiNya. Suatu pelajaran optimisme yang kuat buat menghilangkan segala keraguan akan dominasi kebatilan atas kebenaran pada saat seperti sekarang ini.

Dalam hadis yang dikeluarkan oleh Imam al-Thabrani disebutkan kisah Rasulullah e pada saat menggali parit dalam peristiwa Perang Ahzab atau Perang Sekutu, menghadapi tekanan kuat kaum sekutu yang dipelopori oleh Suku Quraisy dan mengepung Kota Madinah. Di tengah penggalian parit yang akan menjadi penghalang kaum sekutu untuk masuk menerjang Kota Madinah, terdapat sebongkah batu karang yang besar menghalangi kelanjutan penggalian, hingga Rasulullah e turun tangan dan berusaha memecahkan batu itu. Pada pukulan pertama, terpancar percikan sinar yang tinggi dan terdengar Rasulullah e dengan suara keras berkata: “Allahu Akbar, demi Allah (aku melihat) istana-istana Bangsa Romawi.” Dilanjutkan dengan pukulan kedua, kembali terpancar percikan sinar dan Rasulullah e berteriak: “Allahu Akbar, demi Allah (aku melihat) istana-istana bangsa Persia.” Kaum Munafik menimpali: “Ia menjanjikan kita (penaklukan) Bangsa Romawi dan Bangsa Persia padahal kita sedang berupaya mempertahankan kota ini dengan parit ?”.

Rasulullah e menanamkan ke dalam dada para sahabat pada saat itu sifat optimisme di tengah kondisi yang mencekam mereka sebagai warga Kota Madinah dan terkepung oleh pasukan kaum sekutu. Berpandangan jauh melampaui kondisi kekinian dan obsesi yang tinggi melebihi angan-angan memberikan hembusan kuat ke dalam diri akan keyakinan tegaknya kebenaran hanya tinggal menunggu waktu.

Kebenaran pasti menang dan kebatilan akan tersisih seperti yang digambarkan oleh Allah I di dalam Alquran, terjemahnya:

“Allah telah menurunkan air hujan dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus akan membawa buih yang mengembang. Dan dari logam yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada pula buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan bagi yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu. akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya, adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.” QS. al-Ra’du (13):17

Kebenaran memiliki kekuatan perubahan, kuatnya budaya jahiliyah di zaman dahulu berhasil diluluh-lantakkan oleh dakwah tauhid yang menjadi pondasi terkuat gerakan kebenaran. Kebenaran membawa manfaat bagi umat manusia, maka kebenaran ini akan kekal sekekal bumi dan langit. Kebenaran adalah cahaya seterang mentari, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat meredupkannya. Kebenaran datang dari Allah I, maka jangan sekali-kali ragu atau khawatir terhadapnya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahi al-Hamdu

Kaum Muslimin yang Berbahagia,

Kebenaran akan tegak adalah suatu keniscayaan, namun dalam kehidupan dunia berlaku sunnatullah dan sunnatullah tidak mengalami perubahan. Segala yang diharapkan menang maka harus diperjuangkan, demikian pula dengan kebenaran ini, para pengusungnya mesti konsisten memperjuangkan nilai-nilainya. Sedikitnya ada dua sifat yang harus ada pada diri pengusung kebenaran, yaitu: kesungguhan dan kesabaran.

Kesungguhan (al-jiddiyah) berarti memahami esensi kebenaran, menegakkan dan memperjuangkannya dengan penuh keseriusan. Berbuat yang benar secara jujur meski mendapatkan rintangan atau menyampaikan nilai-nilai kebenaran sekuat-kuatnya sekalipun menemui tantangan dari orang banyak. Berlaku profesional (itqan) dalam memperjuangkan kebenaran dengan menjaga amanah dan menghindari sikap ceroboh atau menggampang-gampangkan urusan, juga menjadi bagian dari kesungguhan (al-jiddiyah) ini.

Kesabaran menjadi sifat selanjutnya yang mesti ada dalam diri pengusung kebenaran. Kesabaran berwujud pada konsistensi (istiqamah) mengamalkan kebenaran dan memperjuangkannya tanpa pernah mengenal kata putus atau mundur sekalipun cobaan mendera bertubi-tubi. Keteladanan para rasul utusan Allah I dan pengikut setia mereka (sahabat) dalam hal ini menjadi pelita. Beratnya cobaan, hingga dari orang terdekat sekalipun, tidak menyurutkan upaya setiap mereka menyampaikan risalah Ilahiyah ini dan menunjuki umatnya ke jalan yang diridhai Allah I. Nasihat Rasulullah e kepada para sahabat dalam berbuat kebenaran dan menyebarluaskannya adalah tidak tergesa-gesa. Bersabar dalam perjuangan menjadikan kebenaran sebagai warna dalam kehidupan masyarakat dan bersabar menunggu perubahan apabila upaya ke arah itu telah benar.

Kedua sifat ini, kesungguhan dan kesabaran juga menjadi buah dari internalisasi (penanaman) Islam dalam diri setiap pribadi. Pembinaan pribadi (tarbiyah) yang lurus, terarah dan konsisten adalah proses penanaman nilai yang mesti diperhatikan. Kecemerlangan generasi sahabat Rasulullah e pada zaman keemasan Islam merupakan contoh hasil pembinaan yang dilakukan oleh Rasulullah e secara konsisten. Generasi sahabat y berhasil menampilkan kebenaran yang integral dalam diri setiap mereka dan dengan konsistensi memperjuangkannya akhirnya kebenaran itu tegak dan dirasakan oleh masyarakat sebagai kesejahteraan.

Kondisi ini menjadi ajakan untuk mewarnai diri dan hidup kita dengan nilai-nilai kebenaran serta memperjuangkannya sepenuh hati secara terus menerus dan tanpa putus harapan. Optimisme diwujudkan dalam bentuk upaya yang berproses tanpa henti dan upaya itu dimulai dari diri kita masing-masing.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahi al-Hamdu

Ajakan kepada para pejuang kebenaran dan ulama Islam, kami mengajak untuk bersatu dan bersama menyampaikan agama Islam dengan hikmah. Pelayanan kepada masyarakat dengan mengenalkan agama Islam kepada mereka adalah bagian dari amanah ilmu syar’i yang kita emban. Allah I memerintahkan untuk menyampaikan ilmu ini kepada semua umat manusia dengan jujur dan tidak menutupinya. Kebutuhan umat manusia terhadap ulama Islam tetap tinggi, karena hanya Islam yang dapat memberi jawaban terhadap permasalahan-permasalahan hidup mereka, olehnya itu penyampaian ilmu Islam secara sempurna dan mudah dipahami oleh masyarakat menjadi suatu tuntutan. Kejujuran dalam mengemban amanah dakwah juga berarti tidak berfatwa tanpa ilmu atau menjawab pertanyaan dengan mengada-ada tanpa memastikan dalil pendukungnya dari Alquran dan sunnah Rasulullah e. Wahai para ulama Islam dan pejuang kebenaran, sikap bijak dalam melakukan dakwah dan menyebarkan ilmu Islam dengan pondasi keikhlasan insya Allah dapat mengangkat derajat umat Islam kepada kedudukan yang lebih bermartabat.

Seruan kepada penguasa, kami sebagai anak bangsa hanya menghendaki negara ini dikelola dengan penuh keadilan. Kebenaran dijunjung tinggi dan ditegakkan selurus-lurusnya, kebatilan diperangi dan tidak diberi tempat di tengah masyarakat. Keadilan ilahiyah yang merupakan tiang penegak kehidupan adalah jaminan kesejahteraan dan keamanan negeri. Keadilan ilahiyah ini telah pernah ditegakkan oleh pemerintah umat Islam pada zaman-zaman lampau, seperti yang dilakukan oleh ‘Umar bin ‘Abdul Azis dan Harun al-Rasyid hingga mampu memberikan kepada masyarakatnya tingkat kesejahteraan yang tinggi. Lembaran sejarah mengabadikan limpahan harta yang banyak pada zaman itu hingga tidak ada seorangpun yang mau menerima zakat dan sedekah, bahkan gudang penyimpanan bahan makanan milik negara tidak mampu menampung harta yang masuk. Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Azis memerintahkan untuk menyebarkan bahan makanan itu ke segenap penjuru negeri buat dikonsumsi oleh hewan dan burung-burung yang beterbangan, seraya berseru: “Agar bangsa lain dapat menilai, tidak ada seekor burungpun yang menderita kelaparan di negeri kaum muslimin”. Kemiskinan sangat kurang dan kesejahteraan meningkat sebagai buah dari tegaknya keadilan dan kuatnya akar keimanan di tengah masyarakat.

Nasihat kepada segenap orang tua, kami mengingatkan bahwa kebaikan dan keburukan bangsa ditentukan oleh kualitas generasi yang tumbuh di dalam rumah. Maka, jadilah orang tua yang membina anak-anaknya sebagai generasi yang saleh, mengenali Allah, Rasulullah dan agama Islam serta mencintainya dengan sepenuh hati. Peliharalah adab-adab Islam di dalam rumah tangga, segera menunaikan shalat begitu tiba waktunya, memakmurkan rumah tangga dengan bacaan Alquran dan tradisi menuntut ilmu, menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih muda. Rumah tangga adalah tempat pembinaan pertama setiap anak, maka mari menjadikan rumah tangga kita masing-masing sebagai madrasah unggulan.

Nasihat kepada kaum wanita, kemuliaan dan kehormatan seorang wanita ditentukan oleh iman dan rasa malu dalam dirinya. Agama Islam telah membimbing kaum wanita agar menjaga kemuliaannya dengan busana yang menutup aurat dan pergaulan yang sopan atas dasar rasa malu. Maka wahai kaum wanita muslimah, tutuplah aurat anda sekalian dengan jilbab dan pakaian muslimah, peliharalah rasa malu anda sekalian dengan iman dan pergaulan yang baik. Jagalah tuntunan agama Islam dalam setiap perkataan dan tingkah laku, janganlah mengumbar harga diri hingga mempermalukan orang tua, keluarga dan masyarakat. Tanamkan rasa bangga sebagai muslimah ke dalam hati dan berbuatlah yang terbaik buat umat Islam bukan seperti yang diinginkan oleh kaum feminis dengan seruan emansipasinya. Persamaan hak antara anda dan kaum lelaki di hadapan Allah adalah sebagai hamba yang diperintahkan beribadah, masing-masing sesuai kodrat dan fitrahnya. Wahai kaum wanita muslimah, jagalah shalat, banyaklah bersedekah dan hindarilah ghibah (menceritakan keburukan orang lain) serta mencela atau mengejek sesama.

Nasihat kepada segenap generasi muda Islam, masa muda adalah waktu terbaik buat menuntut ilmu dan berkarya untuk kegemilangan hari esok. Tuntutlah ilmu yang bermanfaat setinggi-tingginya dan berbuatlah yang terbaik bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga buat bangsa, negara dan umat Islam. Manfaatkanlah waktu sebaik-baiknya dengan beribadah kepada Allah I dan jangan disia-siakan dengan bersenda gurau tanpa manfaat atau dihabiskan dengan begadang malam di tempat-tempat maksiat.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahi al-Hamdu

Kaum Muslimin yang Berbahagia,

Menyambung ibadah dengan ibadah adalah suatu kemuliaan. Berpuasa di bulan suci Ramadhan telah berlalu, namun dianjurkan bagi setiap muslim untuk berpuasa di bulan Syawal ini sebanyak 6 hari. Sebagaimana sabda Rasulullah e:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالَ فَكَأَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ

“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, lalu berpuasa 6 hari pada bulan Syawal, maka seakan-akan ia telah berpuasa setahun lamanya”. HR. Muslim.

Pelaksanaannya dapat dilakukan berturut-turut atau berpisah-pisah. Bagi yang memiliki utang puasa Ramadhan, maka sebaiknya ia mengganti terlebih dahulu puasa itu, lalu berpuasa 6 hari bulan Syawal, kecuali jika waktu untuk berpuasa tidak mencukupi semuanya, maka dibolehkan berpuasa Syawal dan mengganti utang puasa Ramadhan pada bulan-bulan berikutnya.

Akhirnya, di hari yang mulia ini, marilah kita sekali lagi memuji dan bersyukur kepada Allah seraya menundukkan hati, pandangan dan wajah kita, berdo’a dan bermunajat kepada Allah I

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على رسوله الأمين و على آله وصحبه والتابعين،

اللَّهُمَّ إِنَّا نَحْمَدُكَ بِأَنَّكَ أَهْلٌ أَنْ تُحْمَد وَنَشْكُرُكَ بِأَنَّكَ أَهْلٌ أَنْ تُشْكَر وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ فَإِنَّكَ أَنْتَ أَهْلُ الْمَجْدِ وَالثَّناَءِ ، رَبَّناَ ظَلَمْناَ أَنْفُسَناَ ظُلْماً كَثِيْراَ وَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْ لَناَ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْناَ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَحِيْم

Ya Allah, Engakulah Penguasa langit dan bumi, Penguasa dunia dan akhirat, kami datang kepadaMu di hari yang penuh berkah ini mengadukan beratnya dosa yang telah kami lakukan. Kami sadar bahwa nikmat pemberianMu belumlah dapat kami syukuri dengan sebenarnya, kami mengaku kesalahan kami lebih banyak dari kebaikan kami, namun kami yakin bahwa Engkau adalah Dzat Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih dan Penyayang, maka kami berharap kepada-Mu, Ya Allah ampunkanlah segala dosa dan kesalahan kami.

Ya Allah, Tuhan kami Yang Maha Melihat dan Maha Mendengar, hanya kepada-Mu kami adukan beratnya kondisi kami saat ini, bimbinglah kami agar selalu berjalan di jalan-Mu, mendapat kasih sayang-Mu, menggapai cinta dan ridha-Mu. Ya Allah, kami adalah makhluk dan hamba-Mu yang selalu bergantung kepada-Mu, butuh akan rahmat dan petunjuk-Mu, Ya Allah kasihilah kami, tunjukilah kami ke jalan yang lurus.

Ya Allah, kedua ayah ibu kami adalah orang yang pertama kali berjasa kepada kami, memperkenalkan kami kepada-Mu, merawat, mendidik dan membimbing kami dengan penuh kesabaran, tak jarang airmata mereka tumpah karena ulah kami, Ya Allah tak ada yang mampu kami berikan kepada mereka kecuali seuntai doa kepada-Mu untuk mengampunkan kekhilafan dan kesalahan mereka, melimpahkan kasih sayang dan rahmat kepada mereka, ampunkan mereka yang telah wafat, bimbing dan tunjukilah mereka yang masih bersama kami dan jadikanlah kami orang yang mampu berbakti kepada mereka sesuai tuntunan-Mu, Engkaulah Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan Doa.

Ya Allah, kami sadar bahwa mengatur hajat hidup orang banyak tidaklah mudah, butuh kekuatan dan kesabaran, terkadang harapan berbuat kebaikan tidaklah berbuah kebaikan di kenyataan, Ya Allah tunjukilah para pemimpin kami kepada jalan-Mu yang lurus, bimbinglah mereka agar senantiasa berbuat adil dengan syari’at-Mu, tuntunlah mereka agar lebih sayang kepada masyarakatnya dan berilah kami semua kesabaran melewati segala cobaan yang engkau timpakan kepada kami lewat mereka.

Ya Allah berkahilah negeri kami ini dan seluruh negeri kaum muslimin dengan ketaatan kepada-Mu, yang akan mengundang curahan rahmat-Mu. Lindungilah negeri kami ini dan seluruh negeri kaum muslimin dari busuknya dosa dan pengingkaran atas syari’at-Mu. Ya Allah janganlah Engkau timpakan azab atas kami karena kezaliman sebagian orang di antara kami. Berikankanlah pemimpin-pemimpin kami keyakinan dan kemampuan untuk menjalankan syari’at-Mu, yang dengannya mereka membimbing kami menuju keselamatan di dunia dan di akhirat.

Ya Allah berkahi dan tuntunlah para ustadz dan guru-guru kami yang tak kenal lelah mengajar dan membimbing kami menggapai ridha-Mu, sucikanlah hati mereka, lapangkanlah rezki mereka, hindarkanlah mereka dari setiap marabahaya dan lindungilah mereka dari tipu daya dan makar musuh-musuh-Mu.

Ya Allah, di sini di hari ini kami bergembira, hati kami dipenuhi rasa suka dan cita, namun sepenggal hati kami ini pula diselimuti duka dan kesedihan bila mengingat ada sebagian saudara kami di sana tak mampu seperti kami merayakan hari ini, mereka terusir dari tanah tempat tinggal mereka, terkekang oleh tirani jahat yang tak pernah rela akan agamaMu, terintimidasi oleh kekuatan zalim yang gemar keangkuhan dan kepongahan, atau terkungkung dalam kemiskinan dan kelaparan, di Irak, di Afghanistan, di Palestina dan di Somalia ! Ya Allah curahkanlah pertolongan-Mu pada kami dan saudara-saudara kami di Pelestina, Irak dan Afghanistan, yang berjuang dan mempertaruhkan nyawa demi keagungan tauhid-Mu, yang rela terpenjara di negerinya sendiri demi mempertahankan agama dan kehormatannya. Ya Allah bebaskanlah masjid al-Aqsha dari penjajahan musuh-musuhMu. Ya Allah turunkanlah rahmat dan berkah-Mu kepada saudara-saudara kami di Somalia, curahkanlah kasih sayang-Mu buat mereka dan cukupilah mereka dengan rezki dan karunia dari-Mu. Ya Allah, masukkanlah rasa gembira ke dalam hati saudara-saudara kami sebagaimana yang Engkau berikan kepada kami walaupun hanya setetes, sampaikanlah kepada mereka bahwa sukacita kami hari ini dikabungi duka nestapa mereka, Ya Allah hanya kepada-Mu kami adukan besarnya kezhaliman musuh-musuh-Mu atas saudara-saudara kami, balaslah mereka dengan balasan setimpal, hancurkanlah kekuatan mereka dan timpakanlah atas mereka apa yang telah mereka timpakan atas kami, Ya Allah Engkaulah satu-satunya Penolong dan Pelindung kami.

Ya Allah, Dzat Yang Maha Mengabulkan Doa, terima dan kabulkanlah segala amal ibadah kami di bulan Ramadhan lalu dan berikanlah kami kekuatan untuk mempertahankan amal ibadah tersebut di bulan ini dan bulan-bulan selanjutnya. Kabulkanlah doa kami ini Ya Allah, penuhilah permintaan kami ini, kamilah hamba-Mu yang lemah, harapan kami hanya kepadaMu, Engkau Maha Mendengar, Engkaulah Penguasa satu-satunya Yang Haq, Engkaulah sebaik-baik Pemberi yang diharap.

اللَّهُمَّ رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ ،

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ .